Adrian mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa lelah karena ada banyak masalah yang terjadi di hidupnya. Bukan hanya karena Sophia, namun para pelayan di rumahnya juga saling bersitegang.
"Padahal aku pikir mereka semua akur tanpa ada masalah apapun."
Adrian mendaratkan pantatnya di sofa. Dia kembali memijat kening yang terasa berdenyut nyeri.
Ingatannya kembali pada siang hari tadi yang telah dihabiskan bersama dengan Sophia. Wanita yang disukainya itu menerima tawaran sebagai sekretaris pribadinya. Namun ada hal lain yang mengganjal di dalam benak Adrian.
Bagaimana tidak?
Bahkan Sophia masih berpikir kalau hidupnya dikelilingi oleh banyak wanita.
Adrian kembali menghela napas panjang. "Apa dia mengira aku playboy?"