Aisha memasuki mansion dengan perasaan marah karena baru saja mendapatkan hinaan serta ancaman dari putra tirinya.
Napasnya naik turun memburu karena menahan emosi.
"Hah, sialan! Beraninya dia mengancam diriku. Memangnya dia pikir siapa?!"
Aisha merasa terhina dan diremehkan oleh seorang anak kecil yang tak ada bedanya dari sebuah batu sandungan. Dia mendaratkan pantatnya di atas sofa sambil mengusap wajah dengan cukup kasar.
Pelayan pribadinya tampak berdiri tepat di sampingnya. "Nyonya, Anda harus tenang dan--"
Plak!
Sebelum ucapannya berhasil diselesaikan, Aisha sudah lebih dulu memotongnya dengan sebuah tamparan.
Perempuan berusia tak lebih dari 40 tahun itu merasakan nyeri di wajahnya. Dia hanya bisa berlutut tepat di hadapan majikannya yang tampak seperti orang gila.
Aisha memicingkan matanya dengan rahang yang mengetat. "Berani sekali orang rendahan sepertimu menasehatiku, huh?!"
Kesal. Itulah yang dirasakan Aisha.