Jessica mengembangkan senyum di wajahnya. Kali ini dia tidak akan tinggal diam dan menunggu kuburannya. Jessica tahu kalau rencananya ini sangatlah jahat. Namun mau bagaimana lagi?
"Jika saja dia menceraikan Sophia, aku tidak akan berbuat hal jahat sampai seperti ini. Tapi sayangnya, mereka berdua selalu menguji kesabaranku." gumamnya.
Jika Radit kembali pada istrinya maka hidupnya sendiri yang akan hancur. Bukan hanya cinta namun tubuh serta nyawanya bahkan rela diberikan pada kekasihnya.
Jessica melirik ke arah kekasihnya yang baru saja menuruni tangga. Dia langsung berjalan untuk menyambut tanpa lupa mengembangkan senyum semanis mungkin.
"Kamu sudah bangun, Sayang?"
Radit tersenyum tipis saat mendapatkan pelukan. Pandangannya justru mengarah ke sebuah kotak kecil di atas meja makan. Dia mengerutkan kening hingga kedua alisnya saling menyatu.
"Itu apa, Jess?" Tanya Radit sambil mengangkat jari telunjuknya mengarah tepat ke atas meja.