Sophia berjalan tergesa menuruni tangga. Setelah terlibat dalam perdebatan yang cukup sengit, hari-harinya kini diisi dengan rasa sepi. Bagaimana tidak?
Radit tidak pernah pulang. Entah sebuah keberuntungan atau bahkan kutukan, Sophia tidak tahu. Tapi, dia cukup bersyukur karena bisa menjalani kehidupannya dengan damai.
Begitu sampai di ambang pintu, Sophia memicingkan matanya dan menelusuri ke setiap sudut rumah agar bisa menemukan sosok penjaganya.
Tidak lama, Agil tampak tergesa-gesa menuju ke arah Sophia.
"Selamat pagi, Nyonya." sapa Agil.
Sophia tersenyum tipis. "Aku akan pergi keluar, Agil. Tolong jaga rumah dengan baik." perintahnya.
Agil menganggukkan kepalanya perlahan. "Baik, Nyonya. Apa perlu saya antar?"
Sophia menggelengkan kepalanya perlahan. "Tidak perlu repot, karena aku ingin pergi sendiri saja." Sophia menolaknya secara halus.