Radit berhenti mengecup telapak tangan Jessica. Kini dia balik menatap kekasihnya yang masih memandangnya dengan tatapan penuh harap. Radit menghembuskan napas berat.
"Kamu sendiri sudah tahu jawabannya."
Jessica menggeleng perlahan. "Aku mau mendengarnya secara langsung darimu."
Jessica tahu kalau jawaban yang akan diterimanya mungkin akan membuat dirinya sakit hati. Namun dia ingin menyadarkan diri sendiri bahwa pria yang sudah dipilihnya tak lebih dari tempat sandaran. Meski Jessica tak bisa menepis kalau semakin hari rasa cintanya terus tumbuh dan tak terkendali.
Mungkin orang-orang menyebutnya obsesi. Tapi tidak dengan Jessica. Menurutnya, itulah definisi cinta yang sesungguhnya.
Jessica kembali mengusap wajah Radit. Kali ini, Radit hanya menatapnya dengan wajah yang datar. Seolah dia tak memiliki hasrat lagi untuk meneruskan kegiatannya yang sempat tertunda.
"Apa kamu mencintaiku?" tanya Jessica lagi.