Radit tersentak saat mendengar kalimat penuh godaan yang baru saja diucapkan Jessica. Hanya dengan melihat kemolekan tubuh kekasihnya itu, darahnya terasa berdesir. Radit menelan ludahnya sambil berjalan mendekat. Sedangkan Jessica, masih menyunggingkan senyum tipisnya.
"Kamu cantik, Jess."
Jessica yang mendengar pujian itu hanya menanggapinya dengan senyuman. Tanpa perlu diberitahu sekalipun dia sudah menyadari kelebihannya.
Jessica mengangkat tangannya dan menarik tangan Radit. Sedangkan kekasihnya itu hanya menurut saat dibimbing menuju ke kasur.
Ketika Radit baru saja duduk di kasur, Jessica langsung mendorongnya.
"Hah, kamu sangat agresif hari ini," sentak Radit.
Jessica memilih untuk diam. Dia justru mengelus pelan setiap inci tubuh kekasihnya. Begitu suara desah keluar dari bibir Radit, disitulah Jessica merasa menang.
Jessica menghentikan kegiatannya sesaat, dia menatap lekat manik mata milik Radit yang kini tampak kebingungan.
"Kenapa berhenti?"