"Astaga, aku sangat merindukanmu, lho!"
Pelukan hangat terasa di tubuh Sophia. Tanpa rasa malu sedikitpun, Jessica memeluk erat sahabatnya seolah dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Namun Sophia yakin bahwa setiap kalimat manis yang keluar dari mulut Jessica, hanyalah omong kosong belaka.
Dalam jarak sedekat ini, indra penciuman langsung merasakan aroma khas parfum yang sempat tercium di pakaian milik Radit. Kini, Sophia yakin kalau suaminya kemarin memang bertemu dengan Jessica.
Jika dugaannya ini hanyalah kebetulan, mana mungkin aroma parfumnya juga sama?
Sakit, itulah yang dirasakan Sophia. Tidak pernah sekalipun terbayang di dalam kepalanya kalau suami dan sahabatnya sendiri akan tega mengkhianatinya.
Jessica melepaskan dekapan eratnya dan menatap lekat Sophia. Sedetik kemudian, dia mengernyitkan dahi hingga kedua alisnya saling berkaitan satu sama lain. Melihat wajah datar Sophia, membuatnya merasa bingung dan penasaran.
"Ada apa? Wajahmu tampak–"
