Sophia kembali duduk di atas kasurnya setelah membersihkan diri. Dia lantas melirik ke arah ponselnya yang masih tergeletak di atas meja samping tempat tidur.
Ada rasa penasaran yang mulai menyelimuti hati kecilnya. Mungkinkah Adrian mengirim pesan? Batinnya.
Tak perlu pikir panjang, Sophia lantas meraih ponselnya. Namun, harapan yang sempat terpupuk di dalam hatinya kini hancur secara perlahan.
Jangankan Adrian mengirim pesan, bahkan tak ada satupun pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
Ya, wajar saja memang karena dia tak memiliki banyak teman.
Bahkan Sophia terbilang jauh lebih banyak memiliki musuh semenjak bekerja di kantor milik Adrian. Beberapa karyawan bahkan tak segan untuk melayangkan tatapan tajam serta bisikan aneh yang membuatnya pening.
Sophia menghela napas perlahan. Ternyata dia tetap merasa sesak saat kesepian. Padahal tak ada satupun orang yang mengganggu waktunya.
"Ini sangat aneh ... bukankah seharusnya aku merasa senang?"