Ahmad jatuh terduduk di tanah, ia menatap sahabatnya dengan raut penuh keterkejutan.
"Ap-ap-apa?!" serunya tak percaya dengan indra pendengarannya sendiri.
Nabila mengulang pertanyaannya tanpa ragu, "Maukah kau menikah denganku?"
Ahmad bagai ikan yang terdampar di daratan, mulutnya terbuka dan tertutup saking terkejut dan tak tahu harus menjawab apa. Sebab pertanyaan Nabila begitu mendadak, ia bahkan tak pernah memimpikan untuk bisa menikahi wanita itu, meski dia sudah menyukainya sejak lama. Ahmad tahu, dia bukan pria idamannya Nabila. Karena itulah, pertanyaan sahabatnya itu di luar dugaan. Dia sampai kebingungan.
"Ke-ke-kenapa kamu mau menikah denganku?" tanya Ahmad. Kini ia berganti posisi dengan berjongkok di depan Nabila.
Wanita itu menghapus bekas jalur anak sungainya. "Karena kamu pria terbaik untukku," jawab Nabila.
Jawaban yang begitu menggelegar di suasana pagi yang cerah. Ahmad masih tak percaya, ia ingin menampar dirinya sendiri, namun Nabila meranseknya.