Indro harus menjelaskan lebih kepada Sinta. Ia berdiri dari duduknya, lantas mengajak wanita itu duduk bersamanya. Indro mendesah berulang kali, rasanya berat menjelaskan hal yang tak pasti hasilnya ke orang lain.
"Kami berdua memang merahasiakan hal ini, karena tak ingin membuat kalian berharap tinggi," jawab Indro.
"Berharap tinggi?" ulang Sinta, ia terlihat tak terima.
Indro harus menjelaskan lagi.
"Bagaimana jika Jefri tak ketemu? Apa kalian mau menangis semalaman lagi dan menarik perhatian zombi seperti semalam?" tandas Indro tepat sasaran.
Sinta terpaku.
"Dan Anya ... ia pasti--"
"Aku kenapa?" sela Anya yang tiba-tiba muncul di tengah penjelasan.
Penjelasan Indro langsung terhenti. Ia melihat anaknya itu sedang menatap bingung pada dirinya. Dengan cepat, ia berusaha mencari jawaban.
"Kamu sedang sakit," kilahnya.
"Aku udah lebih baik kok," jawab Anya dengan wajah yang masih terlihat kacau, mata bengkak dan rambut yang berantakan.