Jefri kebingungan, apa Anya terlalu marah padanya karena bertindak gegabah dengan mengganggu Iko?
Dia mengulang pertanyaannya. "Kenapa?"
Anya terlihat kesal.
"Bagaimana kau bisa menjaga kami kalau kau sendiri terluka?" semburnya marah.
Jefri terdiam, ia tahu kalau tindakannya terlalu gegabah. Rona ketakutan yang terlihat di wajah Anya tadi membuatnya tak berpikir jernih dan bertindak tanpa berpikir panjang.
"Maaf," pintanya dengan lirih.
Anya tak menjawab permintaan maaf itu. Wanita itu lebih fokus merawat luka Jefri. Sedangkan yang dirawat melirik takut-takut. Dia ingin meminta maaf lagi, akan tetapi Anya sudah mendahuluinya.
"Jagalah kami ...," jeda Anya yang membuat Jefri menunggu kelanjutan ucapannya. "Jagalah kami setelah tanganmu pulih," ulangnya
Jefri terenyuh, ia tahu Anya tak ingin ia terluka lagi.
"Kalau tidak!" seru Anya dengan menarik perban yang ia lilitkan di tangan Jefri.
"AA!" Jefri memekik sakit, hingga ia menjadi pusat perhatian seperti tadi.