Iko memerintahkan mereka semua untuk diam di tempat, Boni yang sudah cemas karena dialah yang tak sengaja menginjak krupuk, terpaku dalam posisi yang tak enak. Para zombi itu menoleh dan mencoba mencari sumber suara, untungnya karena gelap dan tak ada yang bergerak, nenek-nenek zombi itu langsung tak peduli.
"Hhhahh, syukurlah," batin Boni lega.
Mereka lantas mengendap-endap kembali dengan lebih berhati-hati. Tak berapa lama, mereka sampai di sebuah toko dengan pintu rolling door berwarna merah.
Iko sadar jika ia membuka gerbang yang terbuat dari besi itu sekarang juga, maka akan membuat zombi nenek-nenek itu kembali. Karena itulah, dia mengutus Jefri untuk membuat pengalihan untuk waktu yang lama.
Jefri mengangguk mantap, ia tak merasa keberatan sama sekali. Apalagi Anya tanpa disuruh langsung mengikutinya. Boni yang merasa tak diajak, cemberut dalam kegelapan.
"Senengnya kalau ada soulmate," batinnya iri.