PLAK!
PLAK!
Jonathan memejamkan matanya, tidak tega melihat Gayatri yang tertunduk usai Chairi menampar sebelah wajahnya dua kali. Pria tempramen itu bertindak semena-mena, bahkan ketika Gayatri belum sempat mengucap kata salam sekali pun. Jonathan sudah menduganya, ia juga sudah memperingatkan Gayatri berkali-kali, namun gadis itu bersikeras untuk menghadap ayahnya malam ini, tak peduli bagaimana bentuk wajahnya usai keluar dari ruangan nantinya.
"Dari mana kamu?" tanya Chairi datar dengan dadanya yang masih naik turun. "Berkelana untuk menjatuhkan saya, ayah kamu sendiri? Iya?"
Gayatri menghela, mendonggakkan kepalanya kembali, "Ya, itu tidak salah, dan saya memang melakukan hal yang semestinya saya lakukan sejak dulu!"
PRAKK!
BRAKK!