SRET!
BRUK!
"Aduh!"
Gayatri meringis, punggungnya seketika ngilu ketika mengangkat tas ransel miliknya dan Tama sekaligus. Keduanya baru saja sampai di distrik Diniaka bersama dua orang lainnya: Mehmed dan Cecil. Tama memimpin mereka dalam tim itu, dan sepertinya ia sedikit menggunakan kekuasaannya untuk mengerjai Gayatri. "Berat? Katanya kuat," olok Tama, tanpa bersimpati melenggang begitu saja membawa kotak-kotak obat alih-alih mengamblil alih ransel dari Gayatri.
Gayati hanya menaikkan sebelah ujung bibirnya, mengoceh di belakang Tama sembari terus berusaha menyeret dua ransel super berat itu sampai ke rumah warga yang akan menjadi tempat tinggal mereka seminggu kedepan. Astaga, semenyebalkan menyebalkannya Lintang, dokter cerewet itu masih lebih baik dibanding Tama.
"Oh, let me help!" Mehmed tangkas membantu begitu Gayatri sampai di depan pintu, menurunkan tas ransel itu, membawanya ke dalam ruang penyimpanan bersama kotak-kotak obat dan peralatan medis yang lain.