Untuk pertama kalinya, Lintang bersedia menuruti ucapan Embara secara suka rela usai pria itu terdengar seperti memohon kemarin lewat telepon. Gayatri juga menilai demikian, bahwasanya Embara pasti punya kepentingan lain yang mungkin ... menguntungkan pihak yang positif kali ini. Namun, mereka tetaplah berpikiran negatif, apalagi ketika Embara datang menemui mereka di ruang kerjanya.
"Saya tidak menyangka kalian akan mendatangi saya lebih dulu sebelum Polda Metro Jaya."
"Kita tidak akan berbasa-basi di sini. Katakan, apa yang penting? Apa yang ingin Anda bicarakan dengan kami?" tanya Lintang, lebih terdengar sebagai perintah dari pada permintaan apalagi anjuran.
Embara menghela, menuangkan teh untuk sekedar beramah tamah pada dua tamunya. "Saya dengar Anda memiliki dokumen penting parlemen ini. Benar begitu?" tanyanya, tak diduga membuka topik yang menggali kesalahannya sendiri.
"Kalau iya kenapa, kalau tidak kenapa?"