SRRK!
BRAK!
"Argh!"
Empat anak buah Sabir menyeret dua orang yang telah dipastikan sebagai pelaku penembakan pos militer tadi malam. Tidak ada basa-basi apalagi ramah tamah, Sabir mengintrogasi mereka dengan kasar. Masih beruntung mereka mengerti Bahasa Inggris, membuat Sabir tidak perlu meminta seorang penerjemah dan menghambat komunikasi.
"Siapa yang memerintahkan Anda berdua?"
Kedua orang itu tak menjawab, malah balas memelototi Sabir dan para tentara yang mengelilingi mereka. Jumlahnya belasan, dari dua pleton sekaligus.
"Siapa nama pimpinan Anda?"
Salah seorang dari mereka yang lebih menyebalkan tersenyum miring dengan mulutnya yang penuh darah. "Cari tahu saja sendiri jika Anda penasaran!"
"Anda yakin?" Sabir menantang. Tak setengah-setengah, ia mengeluarkan pistolnya, menempelkannya ke dahi pria itu. "Sebut namanya sekarang, berikan alamat markas Anda, sebelum tangan saya yang ceroboh ini menembak kepala Anda," ancamnya.