Lintang, Tama, Gayatri, dan bahkan Shila duduk merenung di sofa ruang tengah, memperhatikan seraya mendengarkan sebuah kotak musik yang terbuka dan tengah memutar melodi yang begitu menenangkan. Tidak ada ornamen semacam boneka balerina di atasnya, hanya sebuah roda perunggu yang berputar pada tepian bergerigi. Indah sekali, dan rasanya sudah jarang benda seperti itu ditemukan di toko musik atau seni kontemporer.
"Seleranya Naya, anak umur sembilan tahun apa setinggi ini? Gue sembilan tahun aja udah suka anime, gak ada yang klasik-klasik," komentar Tama memecah keheningan.
Lintang menggeleng, masih berpikir. Ia lantas membuka kartu ucapan natal yang disematkan dalam kotak musik itu. "Tulisannya sih gaya anak-anak, sama kayak Shila kalau nulis pesan singkat atau bikin surat pendek."
"Kalau ini ada maksud terselubung dan bukan dari Naya, ini sangat membingungkan. Apa maksudnya kotak musik? Apakah ada simbol-simbol ancaman?" Tama semakin tajam berasumsi.