Gayatri mengaduk-ngaduk bubble tea dingin miliknya. Belakangan ia sangat menyukai minuman itu, dan diam-diam Sabir mengetahuinya. Tak ayal jika kini pria yang tengah bebas tugas itu senyam senyum sendiri karena pembeliannya disukai. Biasanya tidak seperti itu, Gayatri lebih banyak menolak dari pada menerima.
"Kamu lebih suka matcha, atau taro?" tanya Sabir memecah keheningan.
"Matcha, dong. My... favorite." Gayatri sedikit merasa geli karena terlalu banyak memberi tahu informasi pribadi pada Sabir, alias oversharing.
Sabir tersenyum simpul, mengangguk kemudian. "Minuman manis sepertinya memang pas buat memulai obrolan serius. Jadi, ada apa? Apa yang bisa saya bantu dengarkan malam ini?" Sabir dan basa basinya semakin mendekati tingkat ahli.
"Hm, gini. Saya..."
"Masih bingung sama kemungkinan keputusan-keputusan saya sendiri, Kapten. Ini soal PKR. Saya bimbang, dengan cara apa saya menggunakan organisasi sebesar itu?"