Lintang harus membatalkan acara makan siangnya dengan Gayatri karena kedatangan Sorian tanpa janji ke kantornya siang ini. Heran, tidak Embara, tidak Sorian, apakah kedua orang itu tidak pernah bekerja sesuai jadwal? Kali ini bahkan lebih parah, dimana mereka tidak hanya mengganggu pekerjaan, tetapi istirahat seseorang.
Etos kerja yang buruk, pikir Lintang. Namun, apa boleh buat? Ia harus tetap menyambut baik meski enggan. Lintang sadar betul, berdiri di jabatan seperti ini memerlukan wajah yang tebal dan mudah beradaptasi.
"Silakan duduk, Pak." Lintang membawa Sorian ke sisi santai ruang kerjanya yang baru saja dimodifikasi beberapa hari lalu, khusus untuk pertemuan tak terduga seperti ini.
"Ya, terima kasih, Dokter Lintang. Perdana ya saya berkunjung kemari? Pantas saja Anda marah ketika Embara mengundang Anda tanpa jadwal," canda Sorian berbasa-basi. Lintang hanya tersenyum miring. "Kurang lebih begitu, karena saya sangat terstruktur belakangan ini."