Lintang membawa tas ransel besarnya yang cukup besar dan berat begitu ia dan satu kontingen tim ke Maluku lainnya tiba di komplek markas TNI di Bandung. Tiga jam perjalanan mereka tempuh dari Jakarta sejak pagi, cukup melelahkan karena mereka pergi bersama-sama menggunakan truk besar dengan dinding terbuka melintasi jalanan macet bukan tol.
"Berat gak? Bantuin sini," tawar Lintang, pada Rhea yang sepertinya kesulitan membawa barang-barangnya sendiri. Sejak malam ia kesulitan berkemas karena hanya diperkenankan membawa satu ransel besar untuk menghemat bagasi.
"Gak usah. Bisa kok."
"Kamu masih sakit gak?" Lintang memeriksa dahi Rhea sekilas. "Keringetan dingin gitu. Nanti abis cek in istirahat aja dulu, kegiatan karantina sama briefingnya kan masih besok," sarannya.
Rhea memutar matanya malas. "Iyaa, Lintang! Bawel banget sih?" kesalnya kemudian berlalu, menyusul Tama dan tim medis lainnya yang sudah lebih dulu berjalan menuju lapangan utama.