Aileen mengerucutkan bibirnya. Ia merasa tak pernah berurusan dengan pria yang saat ini menghubungi managernya hanya demi bisa bertemu dengannya.
Ia mendorong troli di mana di atasnya tersaji minuman mewah favorit para Borjuis di kota ini.
"Bagaimana bisa tamu itu menginginkan aku untuk membawakan makanan ke ruangannya? Kenapa harus aku? Begitu banyak room service, kenapa malah aku yang anak baru yang harus dia pilih? Aku curiga pada motif orang itu," gerutu Aileen pada dirinya sendiri.
Aileen tetap mendorong troli sembari meluapkan kekesalannya di dalam hati. Jangan sampai tamu lainnya menangkap basah dirinya yang sedang meracau tak jelas seperti ini. Ia pasti akan malu jika hal itu terjadi. Ia harus berhati-hati. Susah payah ia mendapatkan pekerjaan di kota ini di mana dirinya masih berstatus sebagai seorang mahasiswi sebuah kampus swasta yang cukup terkenal di London.