Kedua mata Fay penuh akan ketakutan. Matanya bersitatap dengan mata hazel milik sang pewaris Allen Group. Fay merasa tangannya gemetar. Ia melihat ke bawah. Ia meremas tangannya sampai ujung-ujung jarinya memutih. Ingin rasanya ia membenturkan kepalanya di dinding.
Sumpah demi apa pun, ia merasa malu dan tak tahu harus berbuat apa di situasi semacam ini. Semua ini memang salahnya. Ia yang telah memulai membuat masalah dan ia pula yang kebingungan karenanya.
Fay perlahan namun pasti mengangkat mata dan menatap Alessia serta Margin lebih dulu. Beberapa detik kemudian pandangannya terarah pada Christian, si pria tampan pewaris Allen Group.
Rasa sesak menyelinap paksa ke dalam relung jiwanya. Apa yang harus ia lakukan agar pria tampan dengan sejuta pesona itu mau memaafkan dirinya?
