Sepulang dari kediaman sang kakek, Christian uring-uringan tak jelas di kamarnya. Ia melemparkan barang-barang yang ada di kamarnya dengan asal-asalan dan penuh amarah. Ia tak peduli akan keadaan kamarnya yang sudah tampak seperti kapal pecah.
Usai mengusir Raymond dari kamar yang ia huni dengan istrinya, ia mengumpat kesal dan emosi, ia meluapkan segala rasa di hatinya di kamar yang ia huni.
Tangannya mengepal di kedua sisi. Ia mengangkat tangannya dan memukul udara di atasnya. Ia kesal bukan main.
"Apakah Kakek tahu kalau aku sudah bisa berdiri? Sialan! Rahasiaku jangan sampai terbongkar sebelum dendamku terbalas. Aku harus bagaimana? Apa yang harus kulakukan saat ini juga?
Orang awam akan mengetahui kalau aku sudah kembali normal kalau aku bisa menghamili Alessia. Tapi bagaimana dengan dendamku? Dendamku pada orang-orang licik dan jahat itu belum terbalaskan. Aku tidak bisa tinggal diam.
