Alessia tersenyum masam. Dibalasnya tatapan sang suami yang tampak menunggu jawaban darinya.
"Apakah boleh perempuan seperti saya pantas jatuh cinta pada tuannya? Saya takut berharap terlalu tinggi akan balasan Tuan terhadap saya. Menjalani hubungan pernikahan ini dengan Tuan Christian saja sudah membuat saya begitu bahagia.
Saya tidak mau banyak berharap akan ketidakpastian. Saya tidak pernah tahu apa arti saya di dalam hidup Tuan. Saya tidak mau berharap lebih. Setidaknya saya bisa berada di sisi Tuan sudah membuat saya merasa begitu…. berarti. Maafkan saya Tuan kalau ucapan saya terdengar kurang ajar dan tidak sopan. Sekali lagi maaf karena saya harus segera masuk ke dalam.
Saya harus segera menemui dosen untuk mengumpulkan tugas saya. Permisi dan selamat pagi," kata Alessia panjang lebar memberanikan diri mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya pada sang pewaris dan diakhiri kata-kata perpisahan.