Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah tiba di hari yang paling mendebarkan dan juga hari terbukanya setiap reka peristiwa yang telah bertahun-tahun bersemayam di hati siapa pun. Tapi tidak di hati Christian Allen.
Christian Allen duduk ditemani sang kakek, istri kecilnya dan beberapa pengawalnya.
Pada hari ini ia harus berhadapan dengan pamannya, Michael Allen, di meja hijau.
Karena sedari remaja, ia sudah diperlakukan tidak baik oleh Michael Allen, maka sampai detik ini pun ia tak menaruh rasa hormat pada pria paruh baya tersebut.
Di sini ia melihat sang paman bukan sebagai keluarga, tapi sebagai seorang musuh yang harus diberantas agar semua perbuatan jahatnya tak merugikan banyak orang.
Dengan penuh percaya diri bahwa ia bisa terlepas dari semua tuduhan, Michael Allen menyeringai ke arah Christian. Ia tampak meremehkan pewaris Allen Group tersebut.