"Sekali saja," kata Roland dengan entengnya. "Setelah itu aku akan membebaskanmu dan kau boleh pergi ke kamar kecil."
Seluruh dunia berkelebat di mata Alessia, meninggalkan air mata yang berderai secara tiba-tiba.
Keheningan muncul, terlalu tajam dan kentara. Hening untuk beberapa saat.
Roland memangkas jarak. Ia mengamati wajah Alessia dengan seulas senyum tipis menyertai.
"Aku tahu permintaanku terdengar sulit bagimu, tapi itulah yang kuinginkan, Alessia," kata Roland sembari menunduk mata perak di hadapannya yang tengah gelisah itu.
Roland mengulurkan tangan dan nyaris membelai mulut Alessia dengan ibu jari sebelum akhirnya perempuan itu memalingkan wajahnya.
Pria itu membaca badai di mata Alessia, di wajahnya yang cantik. Dan ia memaksa diri untuk tidak melakukan apa pun selain menunggu jawaban dari bibir perempuan cantik yang tengah berpaling dari tatapannya.