"Apa yang kau katakan barusan, Darl? Melepaskanmu? Setelah apa yang aku lakukan saat ini? Jangan bermimpi, Darl!
Kau sudah ada di tempat yang tepat. Kau sudah aman bersamaku. Kau sudah ada di tempat yang seharusnya.
Lagipula kenapa kau harus memilih bersamanya kalau sudah ada aku di sini untuk menemanimu?
Alessia, tahukah kau akan takdir? Kau adalah takdirku. Dan aku adalah takdirmu. Kau tidak bisa menghindar dari takdir Tuhan untuk hidup kita. Kau hanya diciptakan untuk menjadi milikku. Karena aku adalah pria yang seharusnya mengisi hari-harimu dan membahagiakanmu. Bukan Christian Allen!" ucap Roland seperti seorang psyco. Ia tampak menakutkan. Pergerakannya tak bisa diprediksi.
Alessia hendak membantah tapi tiba-tiba dagunya dicubit oleh Roland dengan disertai sebuah senyuman yang menyiutkan nyali.
Bibir perempuan itu mengerucut secara paksa gara-gara ulah Roland. Tak pernah sekali pun pemuda di hadapannya ini melakukan hal tersebut padanya.