Merasa malu sekarang dan itu karena Alessia, Margin merona dan menghindari tatapan Alessia yang terasa menyudutkan baginya.
Margin segera menyela, "tidak! Biarkan aku saja. Aku tahu apa yang ada di dalam pikiranmu. Kau pasti akan semakin membuatku malu tak karuan. Kau tunggu di sini dan biarkan aku mengucapkan terima kasihku padanya."
Alessia tersenyum. Lebih tepatnya tersenyum penuh kemenangan.
Margin pun menghela napas panjang sebelum mengayunkan kaki menuju keberadaan Dev.
Di saat Margin nyaris mencapai pintu dan hendak menyapa Dev, pria itu menerima panggilan telepon dan ia pun segera fokus pada benda pipih yang menempel di daun telinganya.
"Hai, Sayang. Kau sudah lebih baik? Ah, aku merindukanmu. Sudah berapa lama kita tidak berjumpa. Kau pasti juga merindukan aku, bukan? Hahahaha. Baiklah kututup dulu, nanti kita lanjutkan lagi obrolan kita. Aku masih ada di kampus nona mudaku. Ya sudah kalau begitu. Sampai jumpa."
Degg Degg Degg Degg