Margin terus melemparkan pandangan menyudutkan. Ia masih menunjukkan antusiasme pada sang sahabat. Ia tak mau menunggu terlalu lama. Ia harus mendesak Alessia bagaimanapun caranya.
"Alessiaku yang paling cantik dan baik hati. Tolong katakan padaku siapakah orang itu? Aku sangat penasaran. Jiwa penasaranku meronta-ronta meminta penjelasan," ucap Margin dengan penuh keyakinan. Ia benar-benar ingin tahu.
Bukannya menjawab pertanyaan sang sahabat, Alessia malah terkekeh geli menanggapi pertanyaan tersebut.
"Kau! Kau-lah orang yang sudah berubah itu. Siapa lagi kalau bukan kau? Memangnya aku pernah menggunjing orang lain kepadamu?" tanggap Alessia menjawab rasa ingin tahu yang berkecamuk hebat di benak Margin.
Apa?
Margin menatap tak percaya. Mulutnya menganga ketika mendengar pengakuan Alessia kepadanya.