"Ini benar-benar nyata, Kek. Kakek tidak sedang bermimpi," kata Christian menjawab pertanyaan konyol itu dengan begitu tenang. Dengan kata-kata yang begitu santai. Tak ada tekanan. Tak ada keraguan sedikit pun di dalam nada bicaranya saat ini.
Hamish Allen melepaskan pelukan dari ketiga tubuh manusia yang beberapa saat lalu mengelilingi tubuh tuanya.
Hamish Allen benar-benar ada di saat di mana ia kehilangan kata-kata. Semua rasa bercampur menjadi satu. Segala rasa merasuk ke dalam relung hatinya saat ini. Ia hanya bisa menyeka air mata yang mengalir di pipi dan teras bahagia.
"Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih. Kalian semua adalah kebahagiaan Kakek. Kalian semua adalah penyemangat di dalam hidup Kakek. Seandainya malaikat maut menjemputku saat ini, aku sudah rela. Karena apa? Karena kalian sudah mengangkat beban di dalam hidupku. Segala kegundahan telah menghilang dari benakku." Hamish Allen kembali dipeluk oleh dua pria muda di samping kiri dan kanannya.