Di dalam ruang kerjanya, Christian tampak berpikir keras. Ia sedang memikirkan masalah yang akan siap dihadapi olehnya mengenai Liam Corretti dan Isabella Crews.
Tak lagi berkiprah dan mengambil setting pembuatan film di Paris, kini Liam mulai merambah ke London dan beberapa negara besar lainnya.
Dan tepat saat ini pula pria tersebut mulai menampakkan jaring laba-labanya di London. Negara yang amat ia cintai akan dimasuki oleh pria brengsek itu.
Christian yakin, Liam datang kemari tak sendiri. Pria itu pasti ditemani sang mantan kekasih. Lebih tepatnya mantan calon istrinya.
Mengingat hal itu, Christian tersenyum sinis. Ia menopang dagu sambil memutar-mutar kursi kebesarannya di ruang kerja.
Saat ini ia hanya ditemani secangkir kopi panas yang mungkin sudah berubah menjadi dingin. Pekerjaannya di atas mejanya amat banyak dan menumpuk sehingga ia lupa meneguk cairan berwarna coklat pekat itu ke dalam mulutnya.