Roland diam saja selama beberapa saat, lalu ia mengusap mulutnya dengan punggung tangannya. Ia merasa sesuatu keluar dari sudut bibirnya. Ia tampak tak senang dengan hal itu.
Alessia mendapat firasat kuat bahwa Roland tak terima dan akan membalas perbuatan Dev kepadanya.
Awalnya Roland tak mau berurusan dengan pengawal dari Alessia. Tapi lambat laun keberanian berkobar di dalam dirinya.
Jika harus berkelahi dengan pengawal sang pujaan hati demi meraih simpati Alessia bisa tercapai, maka Roland akan dengan senang hati melakukan hal itu dengan penuh keyakinan kuat. Ia tak peduli jika nantinya pada hasil akhir ia akan kalah. Yang pasti harga dirinya sedang dipertaruhkan di sini. Ia tak bisa mundur walaupun hanya selangkah.
Kepalang tanggung.
Roland mendorong Dev sekuat tenaga. Tapi karena tak kuat menumbangkan tubuh Dev yang jauh lebih besar darinya supaya terjatuh di lantai, Roland asal mendorong tubuh Dev yang saat ini malah hampir mengenai Margin.