Wanita tua itu mengerutkan keningnya. Kening yang telah dihiasi garis-garis horizontal berjejer cukup banyak di sana kini mengerut heran.
"Sepertinya bukan karena itu. Dia pasti memiliki sebuah maksud tertentu. Itu hanya menurut kacamata nenek saja," sanggah nenek tua itu pada Aileen.
Aileen bergeming. Ia masih menunjukkan raut wajah serius dan ketakutan.
"Sepertinya dia pria yang baik. Dia juga sangat tampan. Andai saja saat ini aku masih muda waktu bertemu dengannya. Aku pasti akan menerimanya. Tapi sayang, aku sudah terlalu tua. Ya Tuhan, aku benar-benar sembarangan, dia itu pria brengsek yang pernah kutahu," puji dan cela wanita tua itu dalam satu waktu saat mengingat kembali wajah David yang ketakutan beberapa saat lalu.
Aileen diam tanpa berniat menanggapi ucapan sang nenek padanya.