"Akan aku panggilkan spesialis reumatologi untuk memeriksa tubuhmu. Jangan banyak membantah dan ikuti saja perintahku. Sekarang masuk saja ke dalam mobilku dan seperti biasa. Mobilmu akan aku suruh supir pribadiku yang mengantarnya ke rumah." Bryan dengan wajahnya datarnya langsung masuk ke dalam mobil dan segera bersiap untuk mengendarai kendaraannya.
"Baik, Bryan." Shazia malah menjawab setiap perintah lelaki itu dengan wajah yang datar dan tak bersemangat.
Keesokan harinya, Shazia mendapat beberapa rangkaian bunga mawar dengan ukuran sekitar tiga meter di depan ruangan tamu. Shazia merasa sangat terperanjat setelah melihat kartu ucapan dari dari rangkaian bunga tersebut. Sebaris senyuman manis kini tersirat di bibirnya. Sesekali ia mencium dan memastikan bahwa tidak ada yang melihat kelakuan manjanya di dalam sana. Namun, bukan Bryan namanya jika tidak pernah menjahili Shazia. Kedua mata Shazia langsung tertutup setelah mendengar panggilan dari balik tembok di ruangan tamu.