Besoknya, Rose masih enggan meninggalkan kamar tidur. Ia masih merasa sangat tersudutkan. Harshad yang menjadi sumber masalah pun tidak bisa berbuat banyak. Ia masih berusaha memanggil nama Rose dari luar. Namun, Rose masih memilih untuk tidak menggubris panggilan itu.
"Biarkan saja dia terus merasa bersalah seperti itu! Biar tahu rasa. Ganjaran ini memang pantas diberikan untuk dirinya," batin Rose seraya kembali merebahkan tubuhnya.
Ia juga sengaja menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut agar tidak mendengar panggilan itu lagi. Namun, saat dirinya tidak mendengar suara apapun juga merasa buncah. Ia pun mulai membuka penutup tubuhnya. Saat ingin melihat, ia sontak berteriak karena Harshad sudah ada di dalam kamarnya.
"Woah! Kamu siapa? Kenapa bisa masuk ke dalam kamar ini?" tanya Rose merasa sangat resah.
