Besok harinya, Rose sudah bersiap untuk bertemu dengan utusan dari perwakilan Bryan untuk menghadiri rapat penting saham perusahaan. Kebetulan, perusahaan mereka saling bekerja sama. Saat beberapa pengawal masuk. Rose mulai memposisikan dirinya untuk duduk senyaman mungkin di sana. Siapa sangka Bryan juga hadir di dalam ruangan tersebut.
"Luar biasa. Ini adalah hal yang sangat langka. Hm, aku juga tidak heran kenaoa dia datang untuk memimpin rapat penting ini. Baiklah, kita akan lihat bagaimana caranya menghalau rasa penasaran itu," batin Rose seraya mulai tersenyum saat melihat durja Bryan.
Tatapan keduanya pun terlihat sangat tegas. Namun, masih terlihat normal. Setiap kali Bryan berbicara. Rose sengaja membuka sedikit gerakan aneh pada benda yang ada di tangannya. Ia tidak pernah sedikit pun menatap durja pria itu saat berbicara.