"Ya ampun, Nyonya!" teriak pelayan wanita itu.
Shazia langsung membangkitkan tubuhnya. "Sudah, jangan khawatir. Saya tidak apa-apa," gumam Shazia.
Ia beberapa kali memejamkan dan kembali membuka kedua matanya. Ia kembali mengingat seseorang, namun hanya sekedar bayangan dan suaranya saja. Ia masih tidak tahu siapa lelaki itu. Setelah duduk di kursi roda, Shazia kembali mencoba untuk mengingat suara dan bayangan lelaki tersebut.
"Bukan, Leo. Tetapi, siapa lelaki itu? Apakah dia salah satu dari keluargaku?" pikirnya kemudian. "Tetapi, aku sepertinya pernah mendengar suara lelaki itu. Tapi, dimana?" lanjutnya.
Setelah sampai di dalam kamar, Shazia masih memikirkan hal yang sama. Ia berusaha mengingat, namun tidak bisa terus melakukan hal itu. Kepalanya akan semakin terasa sakit jika terus dipaksa seperti itu. Ketika pelayan wanita itu sudah berlalu, ia mulai membangkitakan tubuhnya dari ranjang.