Hari ini Shazia bisa menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Ia pun kembali masuk ke dalam ruangan kebersihan.
"Huft, melelahkan sekali. Perutku lapar, tetapi aku malas sekali berjalan ke kantin. Jika ada yang melihatku, pasti mereka pads menitipkan barang pesanan mereka kepada diriku. Ah, tidak! Hari ini aku ingin libur jadi pesuruh mereka," gerutu Shazia.
Ia juga langsung merebahkan tubuhnya di atas bangku panjang yang ada di dalam ruangan. Tanpa sadar, kini ia sudah tertidur lelap di dalam ruangan itu. Sungguh sangat nyenyak tidurnya, sampai ia tidak sadar ada seseorang di dalam sana yang sedang memandangi wajahnya.
"Meskipun, wajahnya sangat berbeda, tetapi hatiku mengatakan bahwa wanita ini adalah adikku," pikir Bryan merasa sedih. "Hatiku merasa dekat dengannya," lanjutnya.
Secara mendadak, Shazia langsung membuka kedua matanya. Ia juga tersentak melihat kehadiran Bryan di sana. Karena merasa sangat terperanjat, ia pun langsung menjauhkan dirinya dari Bryan.