Shazia dengan seribu tanda tanya langsung berjalan menuju ruangan Bryan. Sebelum masuk, ia terlebih dahulu mengatur nafasnya agar tidak terlihat begitu tegang. Setelah masuk, ia langsung menunduk melihat wajah Bryan. Lelaki itu langsung tersentak melihat wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Wanita ini sangat mirip dengan adikku. Bahkan, kebiasaan, cara berjalan, dan suaranya juga sama," pikir Bryan.
"Permisi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Shazia seraya melemparkan senyuman manis kepada Bryan.
"Saya dengar, selain bekerja menjadi cleaning service, kamu juga membantu ibu kantin untuk berjualan?" tanya Bryan seraya mempersilahkan Shazia untuk duduk.
Shazia langsung duduk di hadapan Bryan. "Benar, Pak." Shazia kembali menundukkan wajahnya.
"Kenapa? Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Bryan merasa penasaran.