Leo langsung berlari dan menopang tubuh Shazia yang sudah berlumuran darah. Wajah Shazia hancur karena terseret aspal. Dengan sisa kesadarannya, ia berusaha untuk menyentuh pipi Leo. Namun, tangannya sudah tidak sanggup untuk menyentuh pipi lelaki itu lama-lama.
"Sayang, bertahanlah. Aku akan segera membawamu ke rumah sakit," ucap Leo.
Pria itu sudah sangat panik melihat kondisi tunangannya. Di sepanjang jalan menuju ke rumah sakit, Leo terus memegangi tangan Shazia yang mulai terasa dingin. Ia juga memerintahkan kepada supir ambulance untuk lebih cepat dalam mengendarai mobilnya. Air mata Leo terus mengalir melihat wajah Shazia yang sudah tidak berwujud.
"Sayang, bertahanlah sedikit lagi. Hei, cepatkan lagi laju kendaraan ini. Calon istriku bisa lewat jika kalian mengendarai mobilnya seperti inu!" terika Leo, ia sudah seperti orang kehilangan akal.