"Sayang, makanannya sudah datang. Ayo, segerakan, Sayang!" titah Leo.
"Hm, Sayang. Aku permisi ke toilet sebentar, ya."
"Baiklah, Sayang," jawab Leo.
Setelah sampai di dalam toilet, Shazia langsung membasahi seluruh wajahnya dengan menggunakan air keran. Pandangannya sedikit rabun melihat ke arah cermin datar.
"Kenapa diriku? Kenapa bisa seperti ini?" Shazia langsung memegang wastafel dengan kedua tanganya. "Mungkin hal ini efek dari keterlambatan saat makan. Ya, bisa saja ini terjadi karena aku masuk angin. Aku juga sering seperti ini, 'kan? Hm, tapi aku tidak pernah muntah." Kedua netra Shazia kembali menatap cermin datar.
Setelah keluar dari kamar mandi, Shazia langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi biasa saja didepan Leo. Seperti tidak ada kejadian apapun saat itu. Tiba-tiba ia tidak menyukai bubur sumsum. Hal ini semakin membuatnya merasa cemas.
"Apakah aku hamil? Hm, tidak! Ini tidak mungkin terjadi," pikirnya kemudian.
