"Shazia!" teriak Bryan dari luar kamar.
Shazia sontak menyeka air matanya setelah mendengar panggilan dari Bryan. Ia juga menyuruh Angela untuk tetap berada di dalam kamar mandi. Sedangkan, Shazia langsung beralih untuk membukakan pintu kamar. Tatapan Shazia begitu tajam ke arah Bryan.
"Adik, dimana mama?" tanya Bryan dengan kedua matanya yang sudah liar menatap seisi kamar.
"Mama sedang di dalam kamar mandi. Kenapa, Kak?" tanya Shazia dengan nada yang sudah terdengar sangat ketus.
"Aku hanya ingin memberikan makan ini kepada mama. Sejak tadi pagi ia belum ada memakan sesuap nasi." Bryan masih menatap wajah Shazia dengan lembut.
"Sini, berikan makanannya kepadaku, Kak. Aku akan memberikannya kepada mama." Shazia langsung merampas makan itu.
Kedua mata Bryan langsung membulat setelah Shazia merampas bingkisan makan itu secara mendadak. "Ta–tapi kamu harus memberikannya kepada mama, ya."
"Kenapa kamu begitu takut? Aku juga akan makan makanan ini bersama mama," ungkap Shazia.