Setengah jam kemudian, Leo sudah sampai di depan mansion klasik milik Shazia. Sebelum menekan bel, Shazia sudah terlebih dahulu membuka pintu. Leo langsung tersenyum setelah melihat wajah Shazia. Begitu juga sebaliknya.
"Ayo masuk," ajak Shazia.
"Terima kasih," ucap Leo seraya berjalan masuk ke dalam mansion.
"Kamu mau minum apa?" tanya Shazia sembari menutup pintu.
Kedua mata Leo masih menatap wajah Shazia dengan lekat. Kemudian, lirikan turun kepada kaki wanita yang ada di hadapannya.
"Ih, Leo. Kenapa diam saja. Aku sedang berbicara denganmu tadi?" rengek Shazia.
"Maaf, kaki kamu masih sakit?" tanya Leo masih merasa penasaran karena kaki wanita yang ada di depannya masih terlihat membesar.
"Sudah tidak, kenapa? Kamu mau pijitin kaki aku?" pekik Shazia sengaja ingin membuat mental Leo terbanting ke bawah.
Leo sedikit tersenyum. "Boleh, jika kamu mengizinkannya," sahut Leo malah semakin menantang Shazia.
