"Bryan, aku merasa tidak mempunyai tempat berpijak sekarang. Bagaimana ini? Aku sangat takut dengan jalan kehidupanku, Kak. Rasanya aku ingin pergi dan mengubah segalanya," tutur Shazia merasa putus asa.
Bryan kembali memeluk adiknya dan tangannya sedikit mengelus dada belakang Shazia. "Jangan mengatakan hal ini. Aku sangat tidak menyukainya, Adik."
"Bryan, aku tidak tahu harus melakukan apa. Pikiranku semakin kacau! Bahkan, suamiku juga tidak peduli dengan hidupku. Padahal, dia tahu aku kan melakukan percobaan bunuh diri. Tetapi, lihat saja! Dia sama sekali tidak mengharapkan aku, Kak! Aku sedih sekali." Shazia kembali meluruskan tangannya di kedua bahu Bryan. "Apakah aku harus menyetujui permintaan Harshad? Apakah aku harus menyetujui perpisahan kami, Kak?"