Shazia langsung menempelkan tubuhnya di balik pintu kamar. Pikirannya mulai berantakan. Ia pun sebisa mungkin untuk menenangkan pikirannya.
"Shazia, jangan terbawa emosi. Santai saja, jangan pikirkan sesuatu hal yang dapat memicu kegilaanmu kambuh!" pikir Shazia berusaha mensugesti pikirannya.
Shazia langsung mencari barang yang ingin ia berikan kepada Bryan. Setelah memberikannya, ia kembali masuk ke dalam kamar. Tiba-tiba Bryan masuk tanpa permisi. Shazia yang baru saja ingin melepaskan pakaiannya pun merasa terperangah.
"Bryan, kenapa kamu masuk tanpa mengetuk?" tanya Shazia seraya kembali menutupi sebagian tubuhnya yang sudah terekspos.
Bryan langsung mendekati Shazia tanpa berkata-kata. Shazia yang kelimpungan langsung menyentuh kedua pipi Bryan dengan kedua tangannya.
"Bryan kamu kenapa? Kenapa–"
CUP!
