…
Kedua matanya masih enggan mengada ke atas. Masih terus menatap lantai berwarna coklat susu muda yang ia lalui. Tiba-tiba sebuah tangan besar menyentuh tangannya dan menariknya ke sebuah lorong yang ada di dalam rumah itu.
"Harshad?" gerutu Shazia setelah sudah tertahan di dinding.
CUP
CUP
CUP
Lelaki itu langsung mengecup bibir Shazia dengan lembut. Shazia berusaha untuk melepaskan pagutan bibir dari lelaki yang ada di hadapannya.
"Harshad, sudah. Jangan lakukan itu di sini! Nanti bagaimana kalau ada yang melihatnya?" ucap Shazia karena merasa malu.
"Sayang, aku sudah sangat merindukanmu." Harshad sekali lagi mengecup bibir dan sekarang sudah turun kepada leher Shazia.
"Harshad! Sudah! Hentikan," bentak Shazia.