"Malang?" tanya Seruni dengan sembari mengernyitkan dahinya. Dia takut kalau tadi dia hanya salah mendengar, karena terlalu sering memikirkan Bulan yang memang sedang ada di Malang. Namun, anggukan kepala Timur mematahkan harapannya. Seketika, jantungnya berdebar kencang. Apalagi saat dia mengingat keberadaan Kal.
Dia tidak membenci Timur. Sama sekali tidak, meski Timur sudah merubah segala kehidupan Bulan, bahkan menghadirkan Kal. Namun, setelah bertahun-tahun, dia pikir bukan hal yang bagus bila ketiganya berada di tempat yang sama karena hal itu bisa berpotensi membuat mereka bertemu.
"Kamu yakin ke Malang?" tanyanya tanpa sadar.