Chapter 143 - Ketukan di Pintu

Mata Bulan terbelalak. Apalagi Timur tampak berdiri dengan santai, seolah ucapannya soal merahasiakan hubungan mereka bukan apa-apa bagi laki-laki itu. Dia lantas mengayunkan lengan, memberi isyarat pada Timur untuk pergi. Dan mobil yang ada di sebelah Timur, dia yakin kalau itu mobil lelaki itu meski tampak berbeda dari yang dia tumpangi sebelumnya. Sayangnya, Timur tampak kerasa kepala. Lelaki itu malah menggelengkan kepala dnegan tangan yagn terlipat di depan dada. Maka dia pun terpaksa menghampiri Timur setelah memeriksa keadaan di sekitar aman. Dia harus memastikan kalau tidak ada tetangga yang lewat, apalagi sampai Candra yang keluar dari rumah. Kalau sampai Candra tahu Timur ada di sini, dia yakin emosi lelaki itu makin berkecamuk. Dan dia tidak mau makin menyakiti hati Candra. Sebab itu dia memberanikan diri dengan ekspresi sedikit kesal yang jelas-jelas tidak dia sembunyikan.