Timur memindahkan tangannya ke tengkuk Bulan. Dia memperdalam ciumannya pada perempuan itu, seakan-akan hausnya akan Bulan tidak kujung tuntas. Dia bahkan mengeratkan pegangannya di pinggang Bulan, hanya agar dia bisa mendengar jelas detak jantung perempuan itu yang entah sejak kapan membuatnya candu. Rasanya dia bisa gila karena tubuhnya meski sedang di dalam air dengan keadaan langit yang menggelap, dia merasa kepanasan.
Bulan sendiri terbuai dalam ciuman Timur. Dia sampai tidak bisa bergerak dan pasrah memberikan dirinya pada Timur. Dia menikmati ciuman itu meski dadanya terasa hampir meledak oleh berbagai macam emosi yang bekecamuk. Satu hal yang membuat dirinya bodoh, yaitu melupakan segalanya, dan hanya ada Timur seorang di kepalanya. Bahkan dia tidak sadar sejak kapan matanya tertutup saat ciuman lelaki itu semakin dalam, membuat napasnya makin lama makin sesak. Timur bertindak seperti orang yang kehausan, dan sebetulnya begitu juga yang dia rasakan tentang lelaki itu.