"Kamu sendiri bagaimana? Kenapa kamu tidak pulang selama sepuluh tahun terakhir, padahal kamu tidak sepertiku yang tidak punya ingatan jelas tentang rumah masa laluku?"
Bulan terdiam. Pertanyaan Timur menusuk jantungnya. Masa lalu. Lagi-lagi Timur membahas hal yang tidak bisa dia jelaskan itu. "Mohon maaf, Pak, sekarang saya yang sedang mewawancarai Anda," jawab Bulan pada akhirnya. Dan seketika jawaban yang jelas tidak diharapkan Timur, membuat ekspresi lelaki itu tampak masam. Bahkan rahangnya tampak mengetat seperti menahan emosi. Dia kemudian menundukkan kepala, memutuskan untuk berpura-pura sibuk dengan buku catatan di tangannya. "Kalau Bapak tidak bisa jawab pertanyaan tadi, kita bisa beralih ke pertanyaan selanjutnya," ujarny kemudian."